“GREEN” Strategi untuk Menghadapi Ekonomi Hijau, Bagaimana Cara Tepatnya?

Dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin meningkat, mempercepat transisi menuju ekonomi hijau menjadi lebih penting dari sebelumnya. Dengan mengadopsi strategi “GREEN”-Kebijakan Pemerintah, Adopsi energi terbarukan, Pendidikan, Inovasi lingkungan, dan Jaringan-para pemangku kepentingan dapat berkolaborasi untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan sekaligus menjaga planet ini untuk generasi mendatang. (Asif et al., 2024; Sharif et al., 2024)
Ekonomi hijau adalah sistem yang bertujuan untuk mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi sekaligus meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial. Ekonomi hijau berfokus pada emisi karbon yang rendah, penggunaan sumber daya yang efisien, dan pembangunan ekonomi yang inklusif. Namun, untuk mencapai hal ini diperlukan upaya kolektif di berbagai sektor, dan kerangka kerja “GREEN” menawarkan arahan yang jelas tentang bagaimana melangkah maju. (Söderholm, 2020)
1. Kebijakan & Insentif Pemerintah
Pemerintah berada di garis depan dalam membentuk ekonomi hijau dengan memberlakukan kebijakan yang mempromosikan keberlanjutan. Kebijakan pemerintah yang efektif dapat mengarahkan industri untuk mengadopsi praktik yang lebih ramah lingkungan. Menawarkan insentif seperti keringanan pajak untuk proyek energi bersih atau peraturan yang lebih ketat tentang emisi karbon akan mendorong bisnis dan individu untuk beralih ke solusi yang berkelanjutan. Inisiatif-inisiatif semacam itu memberikan dasar untuk investasi jangka panjang dalam teknologi hijau.
2. Adopsi Energi Terbarukan
Transisi menuju ekonomi hijau menuntut penggunaan energi terbarukan yang signifikan seperti tenaga surya, angin, dan tenaga air. Bahan bakar fosil, yang berkontribusi besar terhadap emisi karbon, perlu dihapuskan secara bertahap demi alternatif yang lebih bersih. Dengan meningkatkan investasi dalam infrastruktur energi terbarukan dan membuatnya lebih mudah diakses, negara-negara dapat secara drastis mengurangi jejak lingkungan mereka sambil menciptakan lapangan kerja hijau dan merangsang pertumbuhan ekonomi.
3. Pendidikan & Kesadaran
Ekonomi hijau tidak dapat berkembang tanpa populasi yang memiliki informasi yang cukup. Pendidikan dan kesadaran memainkan peran penting dalam mendorong pergeseran menuju keberlanjutan. Mengedukasi individu tentang dampak lingkungan dari keputusan sehari-hari mereka dan mempromosikan konsumsi yang bertanggung jawab akan membantu menumbuhkan budaya pengelolaan lingkungan. Hal ini dapat dicapai melalui kampanye publik, mengintegrasikan topik lingkungan ke dalam kurikulum pendidikan, dan program tanggung jawab perusahaan.
4. Inovasi Lingkungan
Inti dari ekonomi hijau terletak pada inovasi lingkungan. Mendorong penelitian dan pengembangan dalam teknologi hijau, bahan yang berkelanjutan, dan metode produksi yang ramah lingkungan akan mempercepat transformasi industri. Inovasi juga termasuk mengadopsi model ekonomi sirkular di mana limbah diminimalkan dan sumber daya digunakan kembali. Pergeseran ini tidak hanya membantu lingkungan tetapi juga membuka peluang ekonomi baru untuk bisnis di sektor hijau.
5. Jaringan & Kolaborasi
Terakhir, pentingnya jejaring dan kolaborasi tidak dapat dilebih-lebihkan. Pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil harus bekerja sama untuk mencapai tujuan keberlanjutan bersama. Dengan membentuk kemitraan global, berbagi praktik terbaik, dan memanfaatkan sumber daya keuangan, para pemangku kepentingan dapat menciptakan dampak yang lebih besar. Perjanjian dan kolaborasi internasional, seperti yang terlihat dalam inisiatif perubahan iklim, memberikan kerangka kerja untuk tindakan kolektif menuju masa depan yang lebih hijau.
Kesimpulan
Transisi menuju ekonomi hijau bukan lagi sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk pertumbuhan global yang berkelanjutan. Strategi “GREEN” berfungsi sebagai peta jalan yang komprehensif, memandu pemerintah, bisnis, dan individu tentang cara mempercepat peralihan ini. Dengan berfokus pada kebijakan, energi terbarukan, pendidikan, inovasi, dan kolaborasi, jalan menuju masa depan yang berkelanjutan menjadi lebih jelas dan lebih mudah dicapai.
References
Asif, M., Amin, N., Shabbir, M. S., & Song, H. (2024). Balancing growth and sustainability: COP 28 policy implications of green energy, industrialization, foreign direct investment, and globalization in South Asia. Journal of Environmental Management, 369, 122290. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2024.122290
Sharif, A., Bashir, U., Mehmood, S., Cheong, C. W. H., & Bashir, M. F. (2024). Exploring the impact of green technology, renewable energy and globalization towards environmental sustainability in the top ecological impacted countries. Geoscience Frontiers, 15(6), 101895. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.gsf.2024.101895
Söderholm, P. (2020). The green economy transition: the challenges of technological change for sustainability. Sustainable Earth, 3(1), 6. https://doi.org/10.1186/s42055-020-00029-y
Zain Fuadi, Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi, FEB UNESA
Share It On: