Lepas Jerat Radikalisme dan Liberalisme di Lingkungan Kampus, FEB UNESA Adakan Seminar Nasional Islam Wasathiyah
Dr. H. Moch. Khoirul Anwar, S.Ag., MEI. selaku pemateri pertama membahas mengenai adanya radikalisme dan liberalisme di kampus. Melalui survei dengan 400 lebih responden yang pernah dilakukan oleh beliau menunjukkan ada 9% mahasiswa yang menganggap Pancasila tidak sesuai dengan syariah. Dalam bersikap tidak dianjurkan terlalu toleransi berlebihan ke kanan atau ke kiri. Tak lupa beliau berpesan kepada mahasiswa "Ketika kita belajar agama tentunya harus dari sumber yang terpercaya dan ada sanak keilmuan yang bersambung kepada Rasulullah dan mencari guru hendaknya yang bisa dipercaya secara keilmuan, kealiman, dan keakhlakan". Lalu pesan yang kedua "Harus paham bahwa Islam tidak mengajarkan kekerasan dan bebas lepas tanpa batas. Islam itu lurus Islam itu wasathiyah, tengah-tengah. Bagaimana kita memiliki keseimbangan dalam kehidupan, tidak hanya terlalu ke kanan atau ke kiri tetapi juga keseimbangan dunia dan akhirat".
Selanjutnya narasumber Dr. KH. M. Syukron Djazilan Badri (Ketua LDNU Kota Surabaya) membahas mengenai kurikulum pada Perguruan Tinggi yang harus diselaraskan. Tidak hanya mengejar target tetapi juga menghidupkan kembali mata kuliah kewirausahaan dan Pancasila. Kemudian narasumber Dr. KH. Achmad Muhibin Zuhri, M.Ag. membahas tentang radikalisme ternyata tidak selalu berhubungan dengan agama. Contohnya isu yang tidak disikapi dengan benar bisa menjadi masalah untuk negara.
Foto oleh Fahmi