FEB UNESA Hadirkan Visiting Professor Bahas Value Creation dan Masa Depan Dunia Kerja

Surabaya, 11 April 2025 — Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan wawasan global kepada mahasiswa dan sivitas akademika dengan menghadirkan Professor Amir Mahmood, Pro Vice-Chancellor & Provost dari Western Sydney University Indonesia, dalam kegiatan Visiting Professor bertajuk "Economics of Value Creation and Future of Work: Sustaining Competitive Advantage."
Dalam sesi yang penuh inspirasi ini, Professor Amir membedah bagaimana perusahaan dapat menciptakan value atau nilai ekonomi secara strategis untuk mempertahankan keunggulan kompetitif di era disrupsi teknologi dan perubahan global. Materi difokuskan pada tiga pendekatan utama dalam penciptaan nilai:
Keunggulan biaya (cost advantage),
Keunggulan manfaat (benefit advantage),
Kombinasi dari keduanya.

Melalui studi kasus seperti perbandingan antara hotel Four Points dan Westin, serta praktik unggulan dari perusahaan global seperti Apple, Professor Amir menunjukkan bagaimana penciptaan nilai dapat memengaruhi net gain konsumen sekaligus profit ekonomi bagi perusahaan. Ia menekankan bahwa keunggulan kompetitif tidak hanya bergantung pada harga dan kualitas, tetapi juga pada inovasi, proposisi nilai unik, serta efisiensi operasional.
Topik berlanjut pada dinamika transformasi digital, di mana teknologi eksponensial seperti AI, Big Data, dan otomasi disebut sebagai penggerak utama perubahan dunia kerja antara tahun 2025 hingga 2030. Tak hanya itu, kompetensi inti yang dibutuhkan di masa depan juga dipaparkan berdasarkan laporan World Economic Forum, mulai dari analytical thinking, technological literacy, hingga empathy dan active listening.
Materi juga menyentuh praktik nyata di Indonesia, termasuk bagaimana rumah sakit dan perusahaan nasional dapat merancang keunggulan bersaing melalui efisiensi biaya maupun diferensiasi layanan. Salah satu pendekatan yang ditekankan adalah kolaborasi strategis, baik melalui kemitraan lintas industri, platform digital, hingga inisiatif berbasis ESG (Environment, Social, and Governance).

Dalam penutupan, Professor Amir menyampaikan bahwa keunggulan kompetitif yang berkelanjutan hanya dapat dicapai jika perusahaan memiliki sumber daya dan kapabilitas unik yang sulit ditiru. Hal ini menjadi refleksi penting bagi pelaku bisnis dan mahasiswa dalam merancang strategi yang tidak hanya relevan dengan masa kini, namun juga adaptif terhadap tantangan masa depan.

Share It On: